Ngancar, 20 Januari 2025 – Pemerintah Desa Ngancar, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi, memperkuat inovasi gerakan “Gemar Makan Telur” atau disingkat GEMALUR sebagai upaya konkret menanggulangi stunting dan kekurangan gizi pada anak usia dini. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 20 Januari 2025, bertempat di Balai Desa Ngancar dan dihadiri oleh Camat Pitu, Ibu Rike, serta para kader PKK Desa Ngancar.
GEMALUR merupakan program inovatif yang bertujuan mendorong peningkatan konsumsi protein hewani, khususnya telur, di kalangan balita dan ibu hamil. Langkah ini menjadi respons terhadap masih tingginya prevalensi stunting secara nasional yang pada tahun 2022 mencapai 21,6 persen, menurut data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI). Desa Ngancar sendiri mencatat kurangnya konsumsi telur oleh balita sabagai sumber protein hewani dimana telur sebenarnya paling mudah didapatkan dan harga terjangkau.
Dalam sambutannya, Ibu Camat Pitu menyampaikan apresiasi terhadap program GEMALUR. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya pencegahan stunting. “Gerakan ini tidak hanya meningkatkan gizi balita, tetapi juga menguatkan ketahanan pangan dan kemandirian keluarga melalui pemanfaatan sumber daya lokal,” ujarnya.
Kegiatan GEMALUR tidak sekadar memberikan edukasi, tetapi juga mengintegrasikan praktik langsung seperti demo masak olahan telur, pembagian telur kepada balita,dan mencatat konsumsi harian. Selain itu, masyarakat juga diajak memelihara ayam secara mandiri untuk menciptakan cadangan gizi keluarga yang berkelanjutan.
Melalui gerakan ini, Desa Ngancar berharap mampu membangun budaya makan sehat di tengah masyarakat, khususnya pada kelompok rentan. GEMALUR menjadi contoh nyata bahwa solusi terhadap stunting dapat dimulai dari langkah sederhana namun terstruktur, murah, dan berbasis potensi lokal.
Dengan pelibatan aktif kader PKK, bidan desa, peternak lokal, hingga institusi pendidikan, GEMALUR kini menjadi gerakan terpadu yang menggerakkan seluruh elemen masyarakat. Desa Ngancar pun optimis menuju status sebagai desa mandiri gizi yang bebas stunting.